Dasar-Dasar Penelitian

A.Rofiqi Maulana
2 min readSep 11, 2020

--

Belakangan ini penelitian semakin banyak diterapkan tidak hanya di dunia akademisi. Perusahaan seperti Traveloka, Tokopedia, Gojek dan lainnya dapat dikatakan bahwa penelitian merupakan salah satu fondasi. Hal ini karena tidak terlepas dari core values dari perusahaan tersebut yang dituntut selalu berinovasi dan lebih mendengarkan customer.

Penelitian yang dilakukan perusahaan perusahaan tersebut tentunya akan terus berkelanjutan untuk menjaga bisnis perusahaan tetap berjalan lancar. Hal ini sejalan dengan pendapat Lincoln dan Guba (1986) yang menyatakan bahwa penelitian tidak pernah berhenti pada suatu titik tertentu.

Semakin banyaknya pilihan yang harus dipilih oleh suatu perusahaan membutuhkan pertimbangan yang cermat agar pilihan yang dipilih memiliki tingkat efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Sehingga penelitian saat ini tidak lagi sekedar untuk menjawab rasa ingin tahu, namun juga untuk menemukan suatu formula untuk mendapatkan hasil yang terbaik.

Ilmu pengetahuan erat kaitannya dengan ilmu filsafat. Filsafat yang dalam bahasa inggrid philosopy berasal dari bahasa Yunani philosophia, yang terdiri dari dua kata yaitu philos (cinta)atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan shopia (hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, pengalaman praktis, inteligensi). Jadi secara etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran.

Aliran filsafat dapat dikerucutkan menjadi empat aliran yaitu

  1. Idealisme
    aliran filsafat yang menganggap bahwa kebenaran merupakan manifestasi realitas yang bersumber dari aspek terdalam dari manusia, yakni roh-roh (sukma) atau jiwa, dan ide-ide sejenis dengan pikiran itu. Kebenaran merupakan keyakinan yang tumbuh dari hati nurani manusia itu sendiri.
  2. Rasionalisme
    aliran filsafat yang berpandangan bahwa kebenaran sejati berasal dari rasio, sehingga pengenalan inderawi merupakan suatu bentuk pengenalan yang kabur. Sehingga kebenaran adalah apa yang bisa dinalar oleh nalar manusia diluar itu hanyalah hayalan .
  3. Empirisme
    aliran filsafat yang menekankan bahwa kebenaran yang sempurna tidak diperoleh dengan akal, melainkan diperoleh atau bersumber dari pancaindera manusia. Sehingga kebenaran bukan hanya sesuatu yang diyakini dan dijelaskan oleh nalar, namun senyatanya harus terbukti dan teralami.
  4. Eksistensialisme
    aliran filsafat yang mengusung ide bahwa manusia menciptakan makna dan hakikat hidup mereka sendiri. Ide, nalar maupun pengalaman bukan sesuatu yang esensial dalam menemukan kebenaran, namun sangat tergantung pda pemegang eksistensi atas manusia.

Metode ilmiah merupakan proses berfikir untuk mengonfirmasi rasionalisme dan empirisme. Secara sederhana dapat dipahami bahwa metode menentukan kebenaran berdasarkan bukti (empiris) dan juga bisa dinalar (rasional). Hipotesis merupakan dugaaan awal termasuk prediksi (deduksi) yang kemudian diuji melalui validasi data dan fakta (induksi). Hipotesis yang lolos berkali-kali dapat menjadi suatu teori ilmiah.

Pengetahuan manusia menurut Ahmad Tafsir (2006) membedakan pengetahuan manusia menjadi Sains, Filsafat dan Mistis. Metode ilmiah dikembangkan untuk kajian yang bersifat empiris, berbeda dengan filsafat dan mistis yang objek kajiannya bersifat abstrak.

Tabel 1. Pengetahuan Manusia

Sumber

Indrawan, R DAN Yaniawati, P. 2014. Metodologi Penelitian. Refika Aditama. Bandung.

--

--

A.Rofiqi Maulana
A.Rofiqi Maulana

Written by A.Rofiqi Maulana

Data Scientist Jagoan Hosting. Visit my website at rofiqi.com

No responses yet