Lean Agile Mindset

A.Rofiqi Maulana
2 min readSep 10, 2020

--

Pembelajaran ini diperoleh dari seminar yang diadakan dicoding academy. Secara harfiah, Lean Agile Mindset terdiri dari “Lean” dan “Agile”. Lean berguna untuk men-deliver flow of value, aliran value dari ide sampai produk jadi kita agar lebih lancar.

Sedangkan Agile ditujukan agar kita mendengarkan voice of customer, membuat suatu value yang berbasis customer.

Perbedaan pendekatan Agile dan Waterfall adalah pada letak delivery valuenya. Agile tidak secara langsung men-delivery kan value, sedangkan Waterfall ditentukan di awal. Resiko yang terjadi ketika menggunakan pendekatan waterfall adalah value bisa saja berubah.

Terdapat tiga dimensi dalam lean-agile mindset yaitu

  1. Mindset & Principle
  2. Leading by Example
  3. Leading by Change

Terdapat tiga macam model culture

  1. Pathological (Power)
    Contohnya adalah jika terjadi kegagalan, maka akan dicari kambing hitam nya.
  2. Bureaucratic (Rule)
    Contohnya adalah jika terjadi kegagalan, maka harus ada keberhasilannya (dicari keadilannya)
  3. Generative (Performance)
    Kegagalan dijaddikan sebagai bahan bakar

Poin poin penting yang bisa di highlight adalah

  1. Google dan Jira menerapakan 20% waktu karyawan dibuat untuk projek pribadi.
  2. Growth mindset adalah salah satu contoh dari leading by example
  3. Plan dikit-dikit, eksekusi dikit-dikit lebih baik daripada plan much eksekusi much dalam agile karena value bisa berubah.
  4. Salah satu contoh Alignment dan Autonomy adalah misalkan kita ingin menyebrangi sungai. Jika ketua mendiskusikan “bagaimana caranya” maka dia termasuk di sifat Aligment dan Autonomy. Namun jika ketua malah langsung memberi perintah “ambil kayu” maka Alignment namun tidak autonomy. Jika setiap anggota mempunya kepentingan masing masing, maka dia tidak aligment.
  5. Leading by Change adalah kemampuan untuk memandu agar bisa menuju perubahan. Kita peru menguasai “Sense of Urgency”.
  6. Salah satu buku yang recommended dibaca adalah “The Decision Book”
  7. Di perusahaan corporate yang tipenya memang birokrasi, cukup sulit menerapkan agile karena mungkin ada beberapa hal yang terjadi seperti korupsi dan nepotisme.
  8. Cara mengukur performa untuk lingkungan yang menerapkan lean-agile adalah OKR dan North Star Metric. Sedangkan untuk waterfall adalah KPI. Hal ini karena lean-agile berdasarkan prinsip value buka planning. Sehingga OKR dan North Star Metric tidak bisa dijadikan KPI.

--

--

A.Rofiqi Maulana
A.Rofiqi Maulana

Written by A.Rofiqi Maulana

Data Scientist Jagoan Hosting. Visit my website at rofiqi.com

No responses yet